Monday, September 12, 2016

Confession

Part 1

I am a sinner. I may be given, thanks to God, a bit more of analytical mind compare to people around me. But that makes me feel smarter than most of my friends.
And with the same mind, I also cover my act to look like I am a humble person. I cover them so good that maybe my wife herself doesn't know that I have this kind of thinking. Or maybe she does.
I also lie sometimes. Well, not big lies, some small untraceable lies. Sometimes maybe just hiding the truth, or sometimes telling half truth. Hahaha...
I never murder another person, thank God, but nevertheless my deceitful heart now and again angry or hate this guy or that guy.
I also never slept with woman outside of marriage, but God knows how many times my mind think of dirty thoughts, given the revealing ladies on the street, or in the Internet. Look at porn? Masturbate? Our culture are so crooked that it will be an out-lier if a guy never does them.
The truth is, I am a sinner. Outwardly I may look like a good person. I go to church, I pray sinner's prayer, I even serve in the church, leader of cell group. But in the above few statements, you all know that I am a prideful person, hypocrite, liar, murderer, adulterer, and I can keep going on. If I honestly dig my own heart, I will be able to find all dirty and sinful things inside.

Would you think that a Just and Holy God will take me to His side when I died? How could He? It would make Him unjust and unholy, no? If there are places called Heaven and Hell, a sinful person like me will surely be thrown into Hell.

But, and this is a big BUT. The church and the Holy Bible tells me that I am forgiven.
"How so?" You might ask. God said that He has sent His only begotten Son, Jesus, to died on the cross and take away all my sins.
"So, just like that?" He said repent and receive forgiveness of your sins, so I did.
"What about the rest of the world?" He said forgiveness of sins are given freely to all who believe, including you.
 
I am a sinner, but I am a FORGIVEN sinner. You are also forgiven. Do you believe in Him?



Continue in Part 2 - "So what now after you have been forgiven, can you just live freely in your sins?"

Monday, December 21, 2015

Apakah Tuhan orang Kristen KKR benar-benar menyembuhkan?

Seorang teman bertanya tentang seorang yang mengaku nabi dari afrika. Apakah dia asli diutus Tuhan? Cukup mudah jawabnya dengan menggunakan google, maka akan terlihat banyak artikel yang menunjukkan kepalsuan dari nabi tersebut. Ada satu website diantara yang lain yang saya lihat cukup lengkap mengupas trik dari orang yang mengaku nabi ini.

https://tbjoshuawatch.wordpress.com/2012/06/17/the-tricks-behind-tb-joshuas-prophecies-revealed/

Karena selain bernubuat, orang mengaku nabi ini juga 'menyembuhkan', apakah ada efek untuk orang yang 'disembuhkan' nya?

Sepanjang pengamatan saya, paling tidak ada beberapa penyebab dari kesembuhan:
1. Kesembuhan terjadi secara ilahi, dan benar dari Tuhan.
2. Kesembuhan terjadi secara natural, misalnya selain berdoa orang itu jg minum obat. Efek kesembuhan terjadi karena obat, atau karena antibodi, dll, jadi bukan karena mujizat.
Kesaksian dari kesembuhan jenis ini terkadang dilebih2kan dan ingin diaku menjadi kesembuhan jenis no 1.
3. Efek plasebo. Dikarenakan atmosfer konser / KKR yang memompa adrenalin, atau karena perkataan berulang2 - hipnotis, maka terjadi kesembuhan sementara. Setelah beberapa saat, maka efek nya akan wear off.
4. Trik yang digunakan pengkhotbah supaya seakan2 sembuh, padahal tidak terjadi apa2.
Hal ini juga diperparah karena ajaran 'mengimani maka terjadi', sehingga banyak orang yang merasa-rasa dirinya sembuh dan mengaku-aku dirinya sembuh padahal tidak.
Ada dua video yang saya lihat bagus soal ini, yang pertama darren brown - miracles for sale. http://m.youtube.com/watch?v=iuP5uOI7Xwc
Lalu untuk citarasa lokal, google bengcumenggugat yang banyak mengupas trik ini di seorang pendeta lokal yang terkenal. [Catatan: teologia dari website ini tidak disetujui penulis, tapi untuk hal trik kesembuhan banyak hal yang penulis setujui]
5. Kesembuhan berasal dari kuasa lain yang bukan dari Tuhan.

Sepanjang pengamatan penulis, yang paling sering terjadi di dunia Kristen karismatik / pentakosta adalah no 2, 3, atau 4.
Untuk no 1, ketika awal di jaman Tuhan Yesus dan jaman rasul2, sangat lah penting terjadi mujizat dan kesembuhan menyertai dimana mereka memberitakan injil. Hal ini disebabkan orang2 yang pertama mendengar ajaran mereka dapat lebih diyakinkan dengan adanya tanda dan mujizat. Bila ditarik ke zaman ini, mungkin bisa disamakan dengan orang2 yang pergi menginjili ke suku2 terasing atau pedalaman. Biasanya tanda dan mujizat dapat menyertai mereka, walaupun bukan suatu janji pasti.
Sebagai catatan kesembuhan dari Tuhan masih ada dan masih terjadi hari ini. Tidak lah hal yang mustahil untuk Tuhan dapat menyembuhkan.
Tetapi hal yang perlu diingat:
1. Kesembuhan dari Tuhan itu sembuh total, bukan sembuh sementara.
2. Orang yang pengajaran nya bertentangan dengan Alkitab - bukan berasal dari Tuhan. Maka kesembuhan melalui orang itu juga bukan dari Tuhan adanya.

Apa akibatnya bila terjadi kesembuhan yang bukan berasal dari Tuhan?
1. Bila gejala nya sepele dan efek nya hilang maka tidak akan terjadi hal serius.
Misal: kaki keseleo, setelah didoakan seakan2 sembuh, lalu balik sakit lagi. Sebenarnya bila diistirahatkan kaki keseleo ya akan sembuh sendiri. (Note: kunjungi dokter atau praktisi kesehatan lain bila tidak kunjung sembuh).
Untuk jenis ini tidak ada efek apapun, kecuali akibat no 4.
2. Sakit nya parah dan tidak kunjung 'disembuhkan'. Bisa berakibat kecewa pada Tuhan atau kecewa pada diri akibat kurang 'beriman'. Ada satu video kesaksian yang bagus sekali - dalam bahasa inggris - dimana wanita ini kecewa pada Tuhan akibat tidak kunjung disembuhkan, tapi akhirnya ia mengerti bahwa Tuhan tidak pernah menjanjikan kesembuhan fisik. Yang Tuhan janjikan adalah keselamatan jiwa. http://m.youtube.com/watch?v=NI22o5u32z0
3. Yang lebih ekstrim lagi adalah karena pendeta mengajarkan ngawur, ditambah orang ini banyak 'dinubuatkan' akan sembuh, dan merasa sudah sembuh, atau 'beriman' maka ia menghentikan pengobatan. Akibatnya bisa fatal. Lihat artikel ini - dalam bahasa inggris. https://aaronho1974.wordpress.com/2015/10/26/joseph-princes-theology-an-encounter/
4. Yang paling parah dari semua adalah orang2 yang mencari kesembuhan fisik tidak mendapatkan injil yang benar. Tuhan tidak pernah menjanjikan kesembuhan fisik di dunia sekarang, Tuhan menjanjikan keselamatan jiwa. Pengorbanan nya di kayu salib bukan supaya kita healthy, wealthy, happy. Kita tidak perlu memperkatakan iman untuk mendapatkan kesembuhan.
Pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib adalah untuk membayar semua dosa kita. Kita yang di bawah murka Tuhan diperdamaikan lewat kematian nya. Dan lewat kebangkitannya kita diselamatkan.

Bagaimana kita menyikapi apabila kita atau orang terkasih kita sakit?
1. Berdoalah untuk orang yang sakit. Alkitab berkata bagi kita untuk berdoa bagi orang sakit, tapi berdoa sejatinya adalah permintaan pada Tuhan bukan menyuruh2 Tuhan. Pelajari janji di alkitab sebelum kita klaim2 janji yang tidak pernah dijanjikannya.
2. Bila mereka memiliki sakit yang serius / kritis, segera cari pertolongan profesional (dokter atau rumah sakit).
3. Bertanggung jawab dengan kesehatan kita, bila sakit pergi ke dokter atau praktisi kesehatan lain.
4. Miliki gaya hidup sehat. Tidak lah bertanggung jawab kalau kita makan nya asal2an, lalu kita minta Tuhan menyembuhkan ketika kita sakit akibat itu. Kita lakukan yang menjadi tanggung jawab kita, dan untuk hal2 yang tidak bisa kita kerjakan, Tuhan akan lakukan bagian-Nya.
Apabila pun Tuhan tidak menyembuhkan keadaan kita atau orang terkasih, kita tidak menyalahkan Tuhan atau berkata Tuhan tidak adil.

Tambahan: Silakan baca link ini - dalam bahasa inggris - untuk pembahasan bahwa sesungguhnya Tuhan tidak pernah menjanjikan kesembuhan fisik di dunia saat ini.
http://cicministry.org/commentary/issue14.htm

Monday, January 12, 2015

Nuclei of life

If a country has government, has politics, economics, judicial force, soldiers, teachers, etc. But what is the nuclei of a country? What is the most important function in a country?
The most important, the nuclei of a country is to have all its countrymen to feel safe, to be happy, to live and enjoy their each lives.

Likewise, for a church, there is mission, there is kids ministry, LG, training, music, pastoral, sermons, etc. What is the nuclei, the most important function of a church?
The most important, the nuclei of a church is to have each member to grow to be like Him. To be more christ-like each day. And for each other to help one another to be more Christ-like.

All our activities in our church, have that in your mind. Move towards that direction. To become christ-like yourself, and to help others become christ-like as well.

Wrong example: SBY with focus of economic growth.
Church with focus of member growth

Question to ponder, what is the nuclei of our lives?

Sunday, August 4, 2013

Ayo lari..

Yes 40:29-31
29Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.

30Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,

31tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.


Hidup ini adalah sebuah lintasan lari, dan kita semua masing-masing adalah pelarinya. Tujuan akhir dari lari adalah Tuhan sendiri, dapat kita lambangkan sebagai matahari sore. Bedanya matahari ini tidak bergerak, dan tidak ada hari malam. Beberapa dari kita berlari untuk sesegera mungkin mencapai matahari itu, sementara yang lain hanya berjalan menuju matahari. Ada juga orang yang duduk-duduk berteduh di samping lintasan lari, hanya duduk ngobrol-ngobrol bahkan lupa bahwa sesungguhnya mereka harus lari untuk mencapai matahari.

Berlari mencapai matahari adalah sesuatu yang mustahil, tapi ada suatu hasrat yang kuat dari dalam diri kita untuk mencapainya. Berlari mencapai matahari juga panas terik, sehingga beberapa menjadi letih dan tidak lagi melanjutkannya.

Ada saat-saat dimana kita menjadi ter-encouraged, yaitu ketika kita melihat pelari lain dan bisa berlari bersama dia walau hanya sesaat. Sesama pelari, walaupun tidak mengenal sebelumnya, tapi ketika bersama memiliki passion yang sama, dapat merasakan suatu 'connection' khusus. Ketika kita share satu sama lain, terpancar energi dan passion yang sama. Marilah kita saling menularkan passion kita kepada pelari-pelari yang Tuhan tempatkan di sekitar kita.

Saat lain yang membuat kita semangat, adalah ketika kita melihat ada pelari lain yang menjadi semangat karena melihat kita berlari. Orang-orang itu adalah orang yang berhasil kita 'tularkan'. Orang-orang yang menjadi terinspirasi. Mereka mungkin adalah orang-orang yang ada di bawah pimpinan kita, atau sesama pelayan bersama kita, atau mungkin secara tidak sadar kita juga telah menularkan pada pemimpin kita. Apapun itu, bukankah kita harus lebih semangat lagi berlari, karena kita dapat menginspirasi satu sama lain?

Terkadang kita menjadi letih sehingga kita berteduh. Tapi berhati-hatilah supaya kita tidak terlalu lama berteduh. Lihatlah orang-orang yang tadinya berlari kencang, tapi sekarang tidak lagi berlari, mereka bukan cuma beristirahat tapi malah membuat rumah di samping lintasan. Mereka beralasan cukup saja berada di samping lintasan lari. Bukankah pada akhirnya tidak ada bedanya lari ataupun tidak lari?

Ketika kita berlari jangan lupa untuk makan dan minum untuk mengembalikan energi kita. Jika kita tidak mengisi energi kita maka kita akan menjadi mudah letih..

Ada juga orang-orang yang menolong pelari tapi mereka sendiri tidak berlari. Ingatkan mereka, tugas utama mereka adalah berlari, jika mereka tidak ikut berlari mereka akan tertinggal.. Ada juga pelari yang hanya mementingkan diri sendiri dan tidak membantu pelari di sampingnya yang sedang jatuh. Ingatkan juga bahwa bukankah kita pun berlari karena ada yang mengajak kita berlari pada awalnya?

Pada akhirnya bukanlah mencapai matahari yang penting, karena sesungguhnya tidak ada orang yang akan dapat mencapai matahari. Tetapi sang Pemberi kehidupan akan menilai segala sesuatu, dan para pelari akan mendapat upah sesuai dengan apa yang pantas diterimanya.

Ketika kita berlari, hendaklah kita berlari sekuat mungkin.
Ketika kita tidak bisa berlari, hendaklah kita berjalan secepat mungkin.
Ketika kita tidak lagi bisa berjalan, kita akan berdiri menghadap matahari.
Ketika kita tidak dapat lagi berdiri, kita akan duduk atau telentang dengan mata menatap matahari.

Engkaulah matahariku. Kesenanganku. Kerinduanku. Bawa aku lebih dekat lagi kepada-Mu...

Saturday, June 1, 2013

Tujuan Hidup


Jika ada yang menanyakan kepada kita, untuk apa sih kita jadi orang Kristen? Apa tujuannya ke gereja, ikut pelayanan dsb? Atau lebih dalam lagi, apa yang menjadi tujuan hidup kita sebagai manusia? Apa yang akan jadi jawaban kita?

Is it simply supaya kita masuk surga, terhindar dari api neraka? Atau biar hidup kita di bumi ini diberkati, seperti di tulisan salah satu kaos.. Muda foya-foya, tua kaya-raya, mati masuk surga?

I can give you my insight, at least what I understand until today.

Bila ditanya apa tujuan kita jadi orang kristen, maka jawabannya adalah supaya kita bisa memenuhi tujuan Tuhan menciptakan kita.

Lalu apa tujuan kita (manusia secara umum) diciptakan Tuhan? Let's go back ke cerita penciptaan awal.

Ketika Tuhan menciptakan manusia pertama, Tuhan memberi perintah pertama: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan TAKLUKKANlah itu, BERKUASAlah atas ..." Kej 1:28. Tuhan ingin agar manusia menaklukan bumi. Tapi yang ditaklukan bukan cuma alam fisik, melainkan juga alam non-fisik. Karena di bumi ini jauh sebelum manusia diciptakan, ada makhluk pemberontak non-fisik yang juga dilempar ke bumi. Hal yang menarik adalah, dari sekian besar alam semesta (ratusan milyar bintang di galaksi bima sakti, ratusan milyar galaksi di seluruh alam semesta), ternyata iblis dilempar ke bumi (satu planet di salah satu bintang di salah satu galaksi). Dan di planet itu juga diciptakan manusia. Hooo.. ternyata memang Tuhan merencanakan agar manusia clash sama iblis.

Faktor lain yang membuat sampai pada kesimpulan itu adalah pemikiran seperti ini.
Sampai ketika manusia diciptakan ada dua kemungkinan:
1. Tuhan merencanakan manusia (Adam dan Hawa) jatuh dalam dosa.
2. Tuhan tidak merencanakan manusia jatuh dalam dosa, dalam arti Tuhan merencanakan manusia untuk bisa menang dari dosa.

Jika kemungkinan pertama yang benar, maka Tuhan jahat terhadap manusia, karena manusia sudah diberi hukuman mati dari awal.

Sedang bila kemungkinan kedua yang benar, maka ada pertanyaan yang muncul. Jika manusia tidak jatuh dalam dosa, maka Yesus tidak perlu datang ke dunia. Dan jika Yesus tidak datang ke dunia, maka siapa yang mengalahkan iblis? Ternyata yang memiliki tanggung jawab untuk mengalahkan iblis adalah Adam.

Ok.. even kalau ide di atas belum bisa diterima, atau terkesan ide yang baru, kita lanjut ke pemikiran selanjutnya.

Kita asumsi bahwa manusia dirancang untuk mengalahkan iblis, lalu apa relevansinya dengan hidup kita saat ini? Hold this thought, akan dijawab di bawah, kita lanjut cerita penciptaan manusia.

Kita sama2 tahu bahwa manusia pertama ternyata gagal mengalahkan iblis, karena mereka ternyata makan buah pengetahuan yang baik dan jahat, melanggar perintah Tuhan. Mereka dihukum Tuhan, dan di Roma 3:23 dikatakan manusia semua telah berdosa (terjemahan dari bahasa yunani:  meleset) dan kehilangan kemuliaan Allah.

Manusia gagal mencapai tujuan Allah menciptakan manusia.

The end? NO.

Yesus Kristus anak tunggal Allah datang save the day and change history. Dia yang adalah Allah Anak, Anak Tunggal Allah, menjadi manusia, benar2 manusia, lahir dan hidup di bumi ini. Dan dengan hidupnya, Yesus memberi contoh bagaimana hidup yang sebenarnya. Dengan ketaatannya, taat sampai mati di kayu salib, Dia memenuhi tujuan Allah bagi hidupnya. Dengan itu Tuhan Yesus mengalahkan iblis. Dia yang pertama mengalahkan iblis, maka Ia menjadi pokok keselamatan (Ibrani 5:9, author of salvation - bahasa sederhananya: kita selamat gara2 Dia). Dan Tuhan Yesus mengaruniakan kesempatan yang sama untuk kita semua. Itulah keselamatan, yaitu usaha Tuhan untuk mengembalikan manusia ke rancangan semula.
Dengan Tuhan Yesus mati di kayu salib, kita yang telah menerima-Nya, menerima Roh Kudus, dan dimampukan untuk hidup seperti Dia hidup. Yaitu hidup seturut kehendak Allah.

Ada yang tanya, Loh, kan beda, Yesus itu Tuhan sedangkan kita kan manusia?

Nggak juga lho, waktu Tuhan Yesus di dunia ini, dia itu juga 100% manusia. Ia tidak menggunakan hak keTuhanan nya untuk memper-"mudah" hidupnya. Dan lagian, Ia bilang kita juga harus "Hidup seperti Ia hidup" 1 Yoh 2:6. Masa kita tidak percaya sama Dia kalau itu berarti kita juga bisa hidup seperti Dia hidup?

Loh, kok keselamatan jadi susah sih? Bukannya tinggal terima Tuhan aja terus udah selamat (Roma 10:9-10)?

Ehm... kalau cuma ngomong terima Tuhan lalu selamat itu sangat simplified. Analoginya seperti orang commit di altar ketika menikah untuk menjadi suami yang baik. Apakah itu berarti ia sudah menjadi suami yang baik? Bukannya hidup tiap hari lah yang membuktikan ia suami yang baik?

Lagipula Tuhan suruh kita mengerjakan keselamatan (Filipi 2:9). Dan memang gak pernah dibilang di alkitab kalau keselamatan itu gampang (Berjuanglah melalui jalan sempit - Luk 13:23,24).

Satu lagi, waktu Paulus tulis seperti itu ke jemaat Roma (Roma 10:9-10), jemaat Roma itu bukan orang yang nyantai2 seperti orang Kristen saat ini. Di saat itu, kalau ada orang yang ngaku diri Kristen, ia harus siap :
1. Kehilangan kewarganegaraan.
2. Dibenci orang Yahudi: Kristen dianggap sekte sesat.
3. Dibenci pemerintah Romawi: Kaisar Nero bilang - satu hari nama Yesus akan dilupakan orang dan nama Nero akan berkibar.
4. Dibenci orang Romawi: orang Kristen difitnah oleh pemerintah Romawi katanya bakar kota, padahal pemerintah nya sendiri yang bakar kota Roma atas perintah Kaisar karena mau perluas istana.
Masih berpikir jadi Kristen itu gampang?

Jadi tujuan awal manusia dicipatkan adalah untuk menaklukan iblis. Ternyata Adam gagal, Tuhan Yesus menggantikan sebagai Adam kedua. Sekarang kita semua (orang Kristen) dimampukan seperti Tuhan Yesus untuk menaklukan iblis. Sampai jumlah orang-orang yang menaklukan iblis cukup, maka baru Tuhan Yesus akan datang kedua kali.

Menaklukan iblis itu seperti apa sih yang dimaksud, apakah dengan mengusir setan?

Bukan. Yang dimaksud menaklukkan iblis adalah dengan hidup bukan suka-suka kita, melainkan hidup sesuai keinginan Tuhan. Seperti Tuhan Yesus yang punya misi mati di kayu salib, dan Ia taat sampai mati. Kita juga harus taat seperti itu sama kehendak Tuhan dalam hidup kita. Kita belom ada apa-apanya dibanding Tuhan Yesus (Ibrani 12:4). Berapa banyak sih dari kita yang masih mikir keinginan diri sendiri dibanding keinginan Tuhan dalam hidupnya? (Jari menunjuk ke diri sendiri, :P).

Memangnya mungkin ya kita bisa mengetahui apa kehendak Tuhan, apalagi untuk melakukannya?

Jawabannya adalah: MUSTAHIL. Mustahil bagi manusia. Tapi apa yang mustahil bagi manusia, tidak mustahil bagi Tuhan (Luk 18:27). Dan itulah keselamatan, project mustahil. Mustahil bagi manusia. Mustahil dengan kekuatan sendiri. Mustahil dengan kekayaan sebesar gunung. Dan hanya oleh kasih karunia Tuhan sajalah bisa terjadi.

Jadi, masih berpikir jadi Kristen itu gampang???? (Pertanyaan ditujukan ke diri sendiri :P)

Saturday, February 23, 2013

Heaven and Hell don't exist!?!?


Last night when I was pondering upon God's word in Psalm 8, a question pops into my head (from one of Chrisye's songs), and it keeps me thinking. I can reflect back through my life and motivation of living a Christian life.

The question is : If Heaven and Hell do not exist, how would you lead your life?

The assumption is everything else is still the same. There would still be church, christian, God, Jesus, etc.

But can you take some time and think back:
1. If heaven and hell doesn't exist, would you accept Jesus into your life as your God and savior?
-- If you receive Him as your God, means He will rule over you. Would you still do that?
-- The alternative would be: you can do whatever things you want in this world.
2. Would you still come to church every week?
-- Even if you come to church every week, you won't get into the Heaven because there is no Heaven.
3. Would you still serve at church?
4. Would you still lead christian life (e.g.: integrity, honesty, love each other, love your enemy, etc.)?
5. Any other questions that can pop into your head.

These questions made me think deep, what is it that made me become a Christian. Or more precisely, what keeps me being Christian.

How about you? Would you still be a Christian if there are no Heaven or Hell?

Wednesday, September 26, 2012

Kanvas kehidupan



Hidup kita seperti kertas kanvas. Ketika kita menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita diberikan selembar kertas kanvas putih dengan kuas dan cat kualitas terbaik. Setelah itu setiap kita diminta untuk melukis model yang ada di depan kita. Model itu adalah Tuhan Yesus sendiri. Seperti seorang artis, hasil gambar kita akan berbeda satu dengan yang lain. Picasso akan menggambar model menjadi kotak-kotak. Leonardo Da Vinci akan menggambar seperti Monalisa, dan seterusnya.

Tidak ada keharusan bagi kita untuk meniru model di depan kita. Apabila kita suka dengan pesawat terbang, mungkin kita dapat melukis gambar pesawat terbang sesuai dengan imajinasi kita. Bahkan tidak ada keharusan kita untuk melukis sama sekali. Seperti apapun hasilnya, akan ada satu waktu akhir dimana hasil gambar kita akan dinilai oleh Sang Hakim Adil. Kriteria penilaian nya akan berbeda satu sama lain. Yang diperhatikan adalah apakah hasil gambarnya sudah mirip dengan model yang diberikan.

Demikian juga dengan hidup kita. Kita "dibebaskan" untuk memilih jalan hidup kita masing-masing, melalui keputusan-keputusan setiap hari yang kita ambil. Tapi seperti setiap goresan kuas akan mendekatkan / menjauhkan diri kita dari model yang harus kita lukis, demikian juga setiap keputusan kita akan mendekatkan / menjauhkan hidup kita dari apa yang Tuhan mau.

Ada yang berkata, bukankah Allah adalah Allah yang baik dan berkuasa? Tentu hasil penilaiannya akan penuh dengan kasih karunia. Well, ingat juga bahwa Ia adalah Allah yang Adil dan Allah yang kudus. Bukankah itu berarti bahwa Ia tidak dapat berkompromi dengan dosa?

Pada akhir hidup kita, apakah kita sudah menggambar Tuhan Yesus pada kanvas hidup kita? Atau kita terlalu santai sehingga tidak menggambar apapun, atau malah menggambar hal-hal lain yang kita senangi?