Friday, November 11, 2011

Teach Me


I came across this beautiful song by True Worshippers. It's called Teach Me, and this is from their third album (A True Celebration). Personally, I think that their earlier albums are better than their recent ones. This song has left a deep impression for me, and I want to share it so this song can be a blessing for you as well. Click here to listen/download the song. Here goes:

Teach Me
(True Worshippers - A True Celebration)

Teach me to worship You
Teach me to adore You
I want to love You
With my whole being

To learn to praise Your name
Each day to do the same
Teach me o Lord the way
To worship You

I want to worship You
I want to adore You
I want to love You
With my whole being

To forsake my sinful way
To look upon Your face
And understand Your grace
O Lord my God



Worship is more than just words that come out from our lips. Worship is more than the ritual that we do on the church service, cell group, or personal quiet time. Even if those words (we feel) come out from our hearts. This kind of worship is just one aspect of worship.

Real worship comes when we are outside the church, cell group, or quiet time. What we think, what we feel, what we say, what our action is the real worship to Him. Our motives (and hidden motives) when we do an action, are they rightful in His eyes? All the things that we do, all the things that we say, all the feelings, motives, and thoughts that are rightful and perfect in His eyes are the real worship. And this act of worship is the one that is pleasing to Him. Having Jesus Christ's attitude (thoughts and feelings - Indonesian translation) - Phil 2:5, knowing what is good, pleasing, and perfect will of God - Rom 12:2, these are the real worship.

And so, being under pressure at work and still having joy instead of grumbling is an act of worship. Living healthily, with the underlying motive that with our health we can live more effectively for the Lord, is an act of worship. Encourage or rebuke a friend with His wisdom instead of just saying things that are going to please him, is an act of worship. When these acts become our lifestyle, people will see our good deeds and will glorify our Father in Heaven (Mat 5:16).

I am far than perfect, and I pray so that You can teach me to have this kind of worship and my life will be pleasing in Your eyes.


Monday, November 7, 2011

Kasih Karunia


Kel 33:12-13
... Namun demikian Engkau berfirman: Aku mengenal namamu dan juga engkau mendapat kasih karunia di hadapan-Ku.
Maka sekarang, jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau, supaya aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu;...

Kita harus berhati-hati agar tidak memaknai kasih karunia dengan sikap hati yang salah. Adalah suatu kebenaran bahwa Yang Mahakuasa telah memberikan kasih karunia bagi orang-orang yang mempercayakan diri kepada-Nya. Musa dengan kasih karunia yang telah diterimanya, memiliki sikap hati yang benar di hadapan Tuhan. Ia meminta agar Tuhan menunjukkan jalan-Nya. Musa meminta agar ia dapat mengenal Tuhan lebih dalam lagi, agar ia tetap mendapat kasih karunia.

Dewasa ini orang menganggap bahwa kasih karunia yang telah mereka dapat tidak dapat hilang. Apabila pengertian tersebut benar, maka Musa tidak perlu mengucapkan kalimat "...supaya aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu...". Tetapi bila Musa mengucapkan kalimat tersebut, berarti ia sadar bahwa kasih karunia yang telah ia miliki merupakan suatu harta berharga, dan sesungguhnya mungkin hilang bila ia tidak menjaganya.

Bangsa Israel baru saja berdosa besar kepada Tuhan. Mereka telah membuat patung lembu dan menyembahnya. Musa pun datang ke hadapan Tuhan dan berdoa syafaat untuk bangsa itu di hadapan Tuhan. Berkali-kali Musa berhasil meredakan kemarahan Tuhan karena kasih karunia ada pada Musa. Tetapi yang dilakukan Musa di akhir doa syafaat merupakan hal yang lebih berani lagi. Di ayat 18, ia meminta agar Tuhan memperlihatkan kemuliaan-Nya.

Kita lihat bagaimana jawaban Tuhan. Ayat 19, Tetapi firman-Nya: "Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu. Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani." Jawaban Tuhan di revisi lagi di ayat 20. Ayat 20, Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup." Ternyata yang diminta Musa di ayat 18 adalah untuk meminta wajah Tuhan, dan sepertinya tidak mungkin bisa lihat. Tapi belum berakhir, karena di ayat 21-23 jawaban Tuhan direvisi lagi. Ayat 21-23, Berfirmanlah TUHAN: "Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas gunung batu; apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat. Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan." Betapa kasih-Nya Tuhan kepada Musa, bahkan Ia merevisi jawaban-Nya dua kali dan akhirnya bersedia memperlihatkan diri-Nya (belakang-Nya) kepada Musa. Musa tau lebih dari siapapun keagungan Tuhan. Musa tau jelas bahwa ia pasti mati bila ia melihat Tuhan. Dalam rasa lapar rohani yang tidak tertahankan, Musa meminta hal yang impossible. Musa mempertaruhkan kasih karunia yang ia punyai agar dapat melihat Tuhan.

Apa yang kita lakukan dengan kasih karunia yang diberikan kepada kita? Apakah kita membiarkannya begitu saja? Apakah kita menggunakannya untuk kesenangan kita sendiri? Ataukah kita menggunakan kasih karunia untuk kesenangan-Nya?