Saturday, December 10, 2011

Setitik Cahaya Kecil


Setitik cahaya kecil di tengah gelapnya dunia
Menjalani hidup penuh suka dan duka
Melihat kesana kemari adakah cahaya lain
Tersenyum ketika menemukan titik-titik cahaya lain
Hancur karena melihat tidak ada banyak cahaya di dunia

Bertemu guru dan teman-teman cahaya
Bersyukur dan belajar sebisanya
Sungguh lega ketika mengetahui
Sang guru pun mengalami kegelisahan yang sama

Kapankah perjuangan akan berakhir?
Apakah diriku telah berkenan di hadapan Sumber Cahaya Abadi?
Bolehkah menghadap takhta Sang Mahatinggi?
Kenapa tidak banyak yang menyadarai kenyataan hidup ini?

Semua termakan dalam kesia-siaan
Kesibukan hidup membuat waktu semakin cepat berlalu
Sang cahaya pun terhisap dalam kesia-siaan
Menghabiskan hidup dalam kefanaan

Saat anugrah menyadarkannya dalam dahsyatnya kekekalan
Rancangan indah tiada tara sedang menunggunya
Sang cahaya dengan bersemangat menanti
Di dalam indah kebesaran-Nya

Bolehkah cahaya kecil mengetahui rahasia-Mu?
Bukakanlah seluruh potensi besar yang telah Kau tanamkan
Bukankah cahaya kecil akan lebih dapat mewujudkan rencana besar-Mu?
Ijinkanlah diriku tinggal dalam bait-Mu senantiasa

Sumber Cahaya Abadi tersenyum
Cukuplah kasih karuniaku kepadamu
Kembangkanlah seluruh talentamu
Tunjukkanlah terang dimanapun kau berada
Dan janganlah keluar dari hadapanku

Cahaya kecil pun melanjutkan perannya
Hati yang rindu janganlah lekas kau menghilang
Sampai terdengar suara dari atas
Baik sekali perbuatanmu, hai hambaku yang baik dan setia

Friday, November 11, 2011

Teach Me


I came across this beautiful song by True Worshippers. It's called Teach Me, and this is from their third album (A True Celebration). Personally, I think that their earlier albums are better than their recent ones. This song has left a deep impression for me, and I want to share it so this song can be a blessing for you as well. Click here to listen/download the song. Here goes:

Teach Me
(True Worshippers - A True Celebration)

Teach me to worship You
Teach me to adore You
I want to love You
With my whole being

To learn to praise Your name
Each day to do the same
Teach me o Lord the way
To worship You

I want to worship You
I want to adore You
I want to love You
With my whole being

To forsake my sinful way
To look upon Your face
And understand Your grace
O Lord my God



Worship is more than just words that come out from our lips. Worship is more than the ritual that we do on the church service, cell group, or personal quiet time. Even if those words (we feel) come out from our hearts. This kind of worship is just one aspect of worship.

Real worship comes when we are outside the church, cell group, or quiet time. What we think, what we feel, what we say, what our action is the real worship to Him. Our motives (and hidden motives) when we do an action, are they rightful in His eyes? All the things that we do, all the things that we say, all the feelings, motives, and thoughts that are rightful and perfect in His eyes are the real worship. And this act of worship is the one that is pleasing to Him. Having Jesus Christ's attitude (thoughts and feelings - Indonesian translation) - Phil 2:5, knowing what is good, pleasing, and perfect will of God - Rom 12:2, these are the real worship.

And so, being under pressure at work and still having joy instead of grumbling is an act of worship. Living healthily, with the underlying motive that with our health we can live more effectively for the Lord, is an act of worship. Encourage or rebuke a friend with His wisdom instead of just saying things that are going to please him, is an act of worship. When these acts become our lifestyle, people will see our good deeds and will glorify our Father in Heaven (Mat 5:16).

I am far than perfect, and I pray so that You can teach me to have this kind of worship and my life will be pleasing in Your eyes.


Monday, November 7, 2011

Kasih Karunia


Kel 33:12-13
... Namun demikian Engkau berfirman: Aku mengenal namamu dan juga engkau mendapat kasih karunia di hadapan-Ku.
Maka sekarang, jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau, supaya aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu;...

Kita harus berhati-hati agar tidak memaknai kasih karunia dengan sikap hati yang salah. Adalah suatu kebenaran bahwa Yang Mahakuasa telah memberikan kasih karunia bagi orang-orang yang mempercayakan diri kepada-Nya. Musa dengan kasih karunia yang telah diterimanya, memiliki sikap hati yang benar di hadapan Tuhan. Ia meminta agar Tuhan menunjukkan jalan-Nya. Musa meminta agar ia dapat mengenal Tuhan lebih dalam lagi, agar ia tetap mendapat kasih karunia.

Dewasa ini orang menganggap bahwa kasih karunia yang telah mereka dapat tidak dapat hilang. Apabila pengertian tersebut benar, maka Musa tidak perlu mengucapkan kalimat "...supaya aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu...". Tetapi bila Musa mengucapkan kalimat tersebut, berarti ia sadar bahwa kasih karunia yang telah ia miliki merupakan suatu harta berharga, dan sesungguhnya mungkin hilang bila ia tidak menjaganya.

Bangsa Israel baru saja berdosa besar kepada Tuhan. Mereka telah membuat patung lembu dan menyembahnya. Musa pun datang ke hadapan Tuhan dan berdoa syafaat untuk bangsa itu di hadapan Tuhan. Berkali-kali Musa berhasil meredakan kemarahan Tuhan karena kasih karunia ada pada Musa. Tetapi yang dilakukan Musa di akhir doa syafaat merupakan hal yang lebih berani lagi. Di ayat 18, ia meminta agar Tuhan memperlihatkan kemuliaan-Nya.

Kita lihat bagaimana jawaban Tuhan. Ayat 19, Tetapi firman-Nya: "Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu. Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani." Jawaban Tuhan di revisi lagi di ayat 20. Ayat 20, Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup." Ternyata yang diminta Musa di ayat 18 adalah untuk meminta wajah Tuhan, dan sepertinya tidak mungkin bisa lihat. Tapi belum berakhir, karena di ayat 21-23 jawaban Tuhan direvisi lagi. Ayat 21-23, Berfirmanlah TUHAN: "Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas gunung batu; apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat. Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan." Betapa kasih-Nya Tuhan kepada Musa, bahkan Ia merevisi jawaban-Nya dua kali dan akhirnya bersedia memperlihatkan diri-Nya (belakang-Nya) kepada Musa. Musa tau lebih dari siapapun keagungan Tuhan. Musa tau jelas bahwa ia pasti mati bila ia melihat Tuhan. Dalam rasa lapar rohani yang tidak tertahankan, Musa meminta hal yang impossible. Musa mempertaruhkan kasih karunia yang ia punyai agar dapat melihat Tuhan.

Apa yang kita lakukan dengan kasih karunia yang diberikan kepada kita? Apakah kita membiarkannya begitu saja? Apakah kita menggunakannya untuk kesenangan kita sendiri? Ataukah kita menggunakan kasih karunia untuk kesenangan-Nya?


Tuesday, October 4, 2011

The Gaze of The Soul


Faith is inwardly gazing into God's soul. As Israelites saw the brass serpent in the desert and lived, we saw Him with our soul's eyes and lived.


Hebrew 12:1-2.
Therefore, since we are surrounded by such a great cloud of witnesses, let us throw off everything that hinders and the sin that so easily entangles. And let us run with perseverance the race marked out for us, 2 fixing our eyes on Jesus, the pioneer and perfecter of faith. For the joy set before him he endured the cross, scorning its shame, and sat down at the right hand of the throne of God


O Lord, I have heard a good word inviting me to look away to Thee and be satisfied. My heart longs to respond, but sin has clouded my vision till I see Thee but dimly. Be pleased to cleanse me in Thine own precious blood, and make me inwardly pure, so that I may with unveiled eyes gaze upon Thee all the days of my earthly pilgrimage. Then shall I be prepared to behold Thee in full splendor in the day whey Thou shalt appear to be glorified in Thy saints and admired in all them that believe. Amen.
- A.W. Tozer, The Pursuit of God-

Saturday, September 17, 2011

The Universal Presence


O God and Father, I repent of my sinful preoccupation with visible things. The world has been too much with me. Thou hast been here and I knew it not. I have been blind to Thy Presence. Open my eyes that I may behold Thee in and around me. For Christ's sake. Amen.

- A.W. Tozer, The Pursuit of God-

Monday, August 22, 2011

The Blessedness of Possessing Nothing

Father, I want to know Thee, but my coward heart fears to give up its toys. I cannot part with them without inward bleeding, and I do not try to hide from Thee the terror of the parting. I come trembling, but I do come. Please root from my heart all those things which I have cherished so long and which have become a very part of my living self, so that Thou mayest enter and dwell there without a rival. Then shalt Thou make the place of Thy feet glorious. Then shall my heart have no need of the sun to shine in it, for Thyself wilt be the light of it, and there shall be no night there. In Jesus’ name, Amen.


- A.W. Tozer, The Pursuit of God-

Sunday, August 14, 2011

Following Hard After God

O God, I have tasted Thy goodness, and it has both satisfied me and made me thirsty for more. I am painfully conscious of my need of further grace. I am ashamed of my lack of desire. O God, the Triune God, I want to want Thee; I long to be filled with longing; I thirst to be made more thirsty still. Show me Thy glory, I pray Thee, that so I may know Thee indeed. Begin in mercy a new work of love within me. Say to my soul, “Rise up, my love, my fair one, and come away.” Then give me grace to rise and follow Thee up from this misty lowland where I have wandered so long. In Jesus’ name, Amen

- A.W. Tozer, The Pursuit of God-

Friday, August 12, 2011

Hope

Roma 5:2
Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.
Roma 5:5
Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Roma 8:24
Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya?
1Kor 15:19
Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.
Kol 1:5
Oleh karena pengharapan, yang disediakan bagi kamu di sorga. Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil
1Tim 1:1
Dari Paulus, rasul Kristus Yesus menurut perintah Allah, Juruselamat kita, dan Kristus Yesus, dasar pengharapan kita
Tit 1:2
dan berdasarkan pengharapan akan hidup yang kekal yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta
Tit 2:13
dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus
Tit 3:7
supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-nya berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita
Ibr 6:11
Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti, sampai pada akhirnya
1Pet 1:3-4
Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang terimpan di sorga bagi kamu.
1Pet 1:13
Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus
1Yoh 3:2-3
Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
I came across this amazing truth. Ketika Alkitab berbicara mengenai pengharapan, Alkitab tidak berbicara mengenai pengharapan masa kini. Alkitab tidak berbicara bahwa Tuhan akan memberikan yang lebih baik bagi kita in terms of kebutuhan jasmani. I have quoted many verses about hope in the Bible (13 from 58 instances in New Testament) to give us clear understanding of what the Bible talks about when it said the word hope.
Dari ayat-ayat di atas terlihat bahwa yang dimaksud dengan pengharapan adalah pengharapan akan menerima hidup kekal (Tit 1:2, Tit 3:7), pengharapan menerima kemuliaan Allah (Roma 5:2), pengharapan yang akan kita terima ketika pengangkatan kita sebagai anak (1Yoh 3:2-3), yaitu ketika Kristus menyatakan diri-Nya, dan kita ikut dimuliakan bersama dengan Dia (bdk. Kol 3:4). Dasar pengharapan kita adalah Kristus, karena tanpa kematian-Nya tidaklah mungkin kita akan dimuliakan. Pengharapan ini tidak dapat kita lihat, dan tidaklah nyata di hidup kita saat ini (Roma 8:24).
Semua ini adalah pengharapan di hidup yg akan datang, hidup yang akan kita jalani kelak setelah kita meninggalkan dunia ini. Tetapi ada satu jaminan yang kita dapatkan di hidup ini, sebagai materai bahwa kita akan menerima pengharapan tersebut. Jaminan tersebut adalah Roh Kudus (Ef1:13-14
Di dalam Dia kamu juga - karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu - di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimateraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya). Maka di Roma 5:5 (ada di atas) dikatakan bahwa pengharapan kita tidak mengecewakan karena Roh Kudus telah dicurahkan dalam hati kita di hidup kita sekarang walaupun kita baru akan menerima pengharapan kita kelak.
I talked about this because I read an article. Artikel tersebut mengesankan bahwa karena kita telah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, maka kita dapat mengharapkan Tuhan untuk memberi kita hidup yang lebih baik (dalam seluruh area: pekerjaan, karier, kesehatan, pasangan hidup, dsb). Pengharapan yang berdasar karena Tuhan sangat mengasihi kita (out-of-context mengutip Roma 5:5). Pengharapan seperti ini adalah pengharapan hidup masa kini, dan pengharapan hidup untuk memenuhi kebutuhan jasmani.
Betapa rendahnya! Pengharapan dari Tuhan bukanlah pengharapan untuk berpikir positif. Pengharapan yang murni tidaklah pasif seperti itu, sebaliknya pengharapan menuntut kita untuk hidup suci (1Yoh 3:2-3) bahkan kita hendaknya menganggap pengharapan itu sebagai sesuatu yang dapat hilang (Ibr 6:11). Pengharapan kita haruslah diletakkan seluruhnya pada hari penyataan Yesus Kristus, dan bukan pada perkara-perkara duniawi (1Pet 1:13).
Sedang untuk hal-hal pemenuhan kebutuhan jasmani, aku sepenuhnya percaya bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu (Rom 8:28), bahwa Tuhan tau yang terbaik bagi setiap kita (Mat 6:32), dan bahwa pencobaan yang kita alami adalah pencobaan biasa yang juga dialami oleh semua manusia (1Kor 10:13).
I truly hope that we all can still grab onto the hope until the end, that we will be glorified alongside Christ as our first brother.

Wednesday, August 3, 2011

Pelita bagi kakiku

Maz 119:105
Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.

Di zaman dahulu tentunya gak ada lampu senter, apalagi lampu neon. Penerangan zaman dahulu ya pakai obor atau lilin. Dan di dalam lingkungan yang sangat gelap, maka penerangan lilin / obor hanya dapat menerangi satu langkah di depan kita.

Demikian juga halnya dengan kehidupan kita. Ketika kita berjalan dalam gelapnya dunia ini, maka petunjuk Tuhan yang diberikan ada kalanya hanya satu step di depan kita. Apabila kita diam di tempat, lalu berusaha melihat-lihat di depan ada apa, maka kita tidak akan dapat melihatnya. Setelah kita melangkah ke depan satu langkah, maka Tuhan akan memberi tahu satu step ke depannya lagi.

Semoga kita semua tidak terlalu lama berhenti dan berusaha melihat-lihat ke depannya seperti apa, di luar yang Tuhan tunjukkan pada kita. Melangkahlah. Ingat hidup ini adalah perlombaan. See you on the finish line.

Saturday, June 11, 2011

Daily sufficient grace

Mat 6:11
Give us today our DAILY bread.
"And as long as you're seeking my face, You'll walk in the power of My daily sufficient grace", Laura Story - Grace
Click here to listen to this song.
I watched this song as it was posted by my friend on fb. It has beautiful lyrics, and I am captured by these words. Daily sufficient grace. What can we learn if God only gives us grace sufficient for a day?
1. We learn to depend on God each day.
2. By seeking His face daily, we'll get closer to Him.
To depend on God doesn't mean that we don't do anything, and expect Him to do miracle. To depend on Him doesn't mean that He will make our way easier (We will not be matured if God makes our way easier each time we face trouble). To depend on God means that we do our responsibility the best we can, as an offering to Him. And as we do that, at the end of the day, we'll see that we do more than we capable of. That is how miracle happens.
My second point relates to the prayer Jesus taught. Jesus taught us to ask the bread for this day only. One of the reason why is because He wants us to ask Father daily. By coming to Him daily, we build closer relationship to Him. We seek His face daily. We become more alike with Him. And so, material blessing becomes a way for spiritual blessing. And this is what Father actually wants to give us.
So let's walk together with Him daily, we'll get stronger and stronger each day as we transformed each day to be more alike to Father. Err, and the trials will be much tougher as well.. Hahaha... Enjoy.

Tuesday, June 7, 2011

Unta Lewat Lobang Jarum?

Matius 19:23-24
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."
Perumpamaan unta melalui lobang jarum sering menimbulkan kebingungan bagi banyak anak Tuhan. Yang dimaksud Tuhan Yesus bukanlah lobang jarum jahit, tentu saja tidak ada unta yang dapat melaluinya. Pada zaman dahulu kota-kota dikelilingi oleh tembok kota, dan pada malam hari tembok kota selalu ditutup. Hanya ada satu pintu kecil yang dibuka supaya orang-orang dapat melaluinya. Pintu inilah yang disebut dengan lobang jarum.
Lobang jarum tersebut sedemikian kecil ukurannya sehingga hanya ada satu cara seekor onta dapat melalui lobang jarum ini. Cara tersebut yaitu dengan menanggalkan semua beban yang dipikulnya, dan menanggalkan semua perhiasan yang dipakai oleh onta. Setelah itu si pemilik onta harus membuat ia berpose duduk / menunduk, dan kemudian mendorong onta tersebut dari belakang sampai onta tersebut melalui lobang jarum.
Demikian juga setiap orang yang ingin masuk ke dalam Kerajaan Allah. Orang tersebut harus (1) menanggalkan semua beban dan dosa, (2) menanggalkan semua kemuliaan duniawi, dan (3) menaklukkan diri di bawah kedaulatan Tuhan.
Sedemikian beratnya perjuangan untuk mendapatkan keselamatan, sehingga Tuhan Yesus mengumpamakannya sebagai kehilangan nyawa.
Matius 10:39
Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Tentu saja ayat 'unta melalui lobang jarum' ini bukan hanya berlaku untuk orang kaya atau berharta saja, tapi juga untuk orang miskin yang ingin kaya.

Light of the world

Matius 5:14
Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.

'Kota yang terletak di atas gunung' yang dimaksud pada ayat di atas adalah kota Yerusalem. Yerusalem terletak di atas pegunungan, dan ketika malam hari tiba (pada waktu itu belum ditemukan listrik), maka orang yang ada di kegelapan malam dapat membedakan gunung yang satu dari yang lain dan dapat menuju kota Yerusalem dengan mudah karena terangnya.

Semoga setiap kita yang mengaku anak Tuhan dapat menjadi terang, sehingga orang-orang di kegelapan dapat melihat terang yang dipancarkan dan dapat sampai kepada Yerusalem sorgawi. Amin.

Matius 5:16
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.

Sunday, May 22, 2011

Nice Songs

Found some great songs by Pdt. Dr. Erastus Sabdono.

Hope these songs blessed and inspired you as well, to continue living and struggling to fulfill the divine purpose given to your life.

First song is Selalu Untukmu - I live for You alone.


Lyrics:

Selalu untuk-Mu, selalu untuk-Mu, Tuhan dan Rajaku.
Semua yang kuperbuat, baik siang dan malam, selalu untuk-Mu.
Segenap hidupku adalah milik-Mu, 'tuk kemuliaan-Mu.
Sampai ku tua nanti, sampai di surga nanti, selalu untuk-Mu

I live for You alone, I live for You alone, my precious God and King
In everything I do Lord, In everywhere I go, I live for You alone.
My life belongs to you, my body mind and soul, to glorify your name.
Until the end of my life, until in heaven new life, I live for You alone.



And the second song is Untuk Apa Aku Ada di Bumi ini

Lyrics:

Ada tanya dalam gelisah di hati
Untuk apa aku ada di bumi ini
Bak uap sekejap , bunga rumput pagi
Yang akan layu di sore hari.

Malam kelam , padang gersang dan tandusnya
Cerita tragis kehidupan manusia.
Dan satu persatu , mereka yang dicinta
Berpulang , tak kembali lagi .

Reff:
Tuhan hantarlah langkahku, sebelum usai hariku
'Tuk memahami rencana-Mu di dalam taman hidupku.
Tuhan celikkan batinku, untuk mengerti hati-Mu
Agar kutunaikan semua yang Bapa ingini.


Saturday, May 14, 2011

Masalah bukan masalah

Rom 8:28
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Kenapa masalah demi masalah selalu silih berganti ada dalam hidup kita? Apabila bukan masalah pekerjaan, karier, mungkin masalah jodoh, pasangan hidup, masalah rumah tangga, masalah finansial, mungkin masalah kesehatan, sakit penyakit, masalah keluarga, dan banyak lagi. Sebenarnya apa yang Tuhan ingin bentuk dalam hidup kita melalui masalah-masalah itu?

Satu hal yang aku pelajari melalui ayat di atas, bahwa Allah turut bekerja melalui masalah yang kita hadapi. Ini berarti juga bahwa Allah juga yang turut menyebabkan (atau tepatnya mengizinkan) masalah tersebut menimpa kita. Dan apabila kita melihat satu ayat setelah ayat di atas, maka kita akan tau tujuan Allah mengizinkan masalah di dalam hidup kita.

Roma 8:29
Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

Singkatnya, ada rencana Allah di balik semua masalah kita (ay. 28). Dan di ayat 29 ditulis bahwa rencana-Nya adalah supaya kita menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya. Dan supaya Ia menjadi yang sulung, yaitu menjadi teladan kita. Teladan apakah itu? Teladan ketaatan mutlak kepada Sang Bapa.

Sesungguhnya setiap masalah jasmani yang disebutkan di atas, bukanlah masalah bagi Allah semesta alam. Untuk saya pribadi, setiap masalah jasmani yang diizinkannya adalah untuk melatih jiwa saya. Agar melalui mereka, jiwa saya dikuatkan, didewasakan. Saya akan bertanggung jawab, saya akan bekerja berusaha sebaik mungkin. Dan saya yakin, apabila saya telah mempelajari pelajaran yang Tuhan beritahu melalui masalah itu, maka badai pasti berlalu.

Maka untuk segala masalah jasmani Tuhan memberikan ayat ini.

1Kor 10:13
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya

Untuk itu janganlah lagi berdoa meminta agar masalah ini berlalu. Berdoalah meminta agar melalui masalah ini kita dikuatkan. Cari tahu apa yang Tuhan inginkan agar kita pelajari melaului masalah ini. Dan bagikanlah kebenaran yang telah dipelajari agar semakin banyak orang di sekitar kita yang terberkati.

Bila melihat dari perspektif Tuhan, maka setiap masalah jasmani bukanlah masalah di hadapan-Nya. Berusahalah semaksimal mungkin, bekerjalah segiat mungkin, dan persembahkanlah semua yang kita capai kepada Raja segala raja. Yang menjadi masalah kita yang sebenarnya adalah: apakah hidup kita sesuai dengan kehendak-Nya? Apakah kita telah berjalan benar sesuai dengan rencana-Nya? Dan bila hidup ini adalah sekolah, bagaimana raporku di mata-Nya?

Itulah masalah kita yang sebenarnya. Dan yang kita anggap masalah kita selama ini sesungguhnya bukanlah masalah..

Friday, May 6, 2011

New World

Tahu tidak kalau hidup rohani kita dapat diibaratkan seperti bangsa Israel?
Ketika kita belum diselamatkan, kita seperti bangsa Israel di tanah mesir.
Kemudian bangsa Israel melewati laut Merah (tanda keselamatan). Firaun dan anak buahnya mati di sana (iblis tidak lagi berkuasa atas kita).
Setelah melewati laut merah sampai memasuki tanah perjanjian adalah hidup rohani kita di bumi ini. Singkatnya seperti ini:

Di Mesir --> Melewati Laut Merah --> Di Padang Gurun --> Masuk Tanah Kanaan

Sejajar Dengan kehidupan rohani kita

Belum kenal Tuhan --> Terima Tuhan --> Kehidupan Kristen --> Masuk ke langit baru bumi baru

Perjuangan orang Israel di padang gurun, terbagi menjadi dua macam:
1. Perjuangan meninggalkan kehidupan lama.
Orang israel bersungut2, minta daging, minta air. Setelah dapat, memuji Tuhan. Jalan sedikit, bersungut2 lagi.
Yang seperti ini adalah seperti perjuangan rohani orang kristen melepaskan kedagingan. Melepaskan manusia lama.
Inilah yang menyebabkan orang Israel muter2 di padang gurun selama 40 tahun.

Kalau aku pikir2, bingung loh, kok bisa ya orang Israel gak percaya Tuhan? Tiap pagi dan malam, ada tiang awan/tiang api. Itu kan udah mujizat perfect (di gurun siang panas banget - dikasih awan / malam dingin banget - dikasih api). Tiap pagi ada manna, itu mujizat lagi. Kaki gak bengkak, baju gak rusak, sepatu gak rusak. Tapi kok masih aja bersungut2.

Tapi aku introspeksi diri, jangan2 juga aku seperti orang Israel yg terus bersungut2 :|

2. Perjuangan masuk Tanah Kanaan
Ketika akan memasuki tanah kanaan dan ketika merebut tanah tersebut dari penduduknya, maka orang2 Israel sendiri yang harus berjuang (dengan pimpinan dan penyertaan Tuhan tentunya), berperang melawan raja2 yang ada. Bedakan dengan apa yg Tuhan lakukan di Mesir, langsung kasih 10 tulah, orang Israel ga perlu kerja apa2. Yang paling kontras bedanya adalah ketika menyeberangi Laut Merah dan Sungai Yordan.
a. Ketika menyeberangi Laut Merah : Lautnya kering dulu, orang Israel lihat mujizat, baru lewat tanah kering.
b. Ketika menyeberangi Sungai Yordan: Belum ada mujizat apa2, para Imam Lewi melangkahkan kaki ke sungai, baru sungai nya kering sampai ke hulu.
Ini adalah perjuangan memasuki langit baru bumi baru, perjuangan mencapai kekudusan, perjuangan menjadi sempurna.

Disini digambarkan jelas bahwa orang Kristen perlu perjuangan besar untuk memasuki langit baru bumi baru. Salah kaprah yang biasa terjadi adalah, kekristenan digambarkan seakan2 terima Tuhan, Tuhan sertai, kita gak perlu berjuang apa2, masuk surga. Perlu diingat bahwa ada banyak sekali orang2 Israel yang telah menyeberangi Laut Merah, melihat penyertaan dan mujizat Tuhan di Mesir, tapi tidak dapat memasuki tanah perjanjian. Sungguh sangat disayangkan.

Tapi jangan sampai salah tangkap, bukan berarti keselamatan adalah hasil kerja manusia. Perjuangan kita adalah respon kita terhadap anugrah maha besar yang kita dapatkan, dan itu tidak diperhitungkan sebagai jasa. Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati.

Tentu masih ada lanjutannya, konkritnya perjuangan apa sih yang perlu kita lakukan? Tapi lain kali aja, terlalu panjang ntar.

Responsibility


Ada seorang anak gelandangan yang diadopsi oleh seorang bos kaya raya.
Selain anak itu bersyukur karena keberuntungannya diadopsi juga ia dituntut untuk berperilaku seperti layaknya anak bos. Ia harus belajar budi pekerti, etika, sopan santun untuk menjadi serupa dengan anak bos.
Seorang pelajar lulusan SMU mendapat beasiswa ke universitas ternama di luar negeri. Hampir dapat dipastikan masa depannya cerah karena mendapat pengetahuan, pengalaman, dan juga kesempatan untuk belajar di lingkungan yang mendukung. Selain anak itu bersukacita karena mendapat 'hadiah' yang tidak akan didapat sembarang orang, ia juga mendapat tanggung jawab untuk belajar segiat mungkin, dan lulus dengan standar nilai tertentu.
My friends, seperti seorang anak Tuhan yang diberi anugrah keselamatan dari Bapa. Dengan percaya dan menerima anak-Nya sebagai Tuhan dan juruselamat pribadi maka ia mendapat anugrah keselamatan. Sudah seharusnya kita bersyukur dan bersukacita mendapat anugrah itu, seperti anak gelandangan dan pelajar pada ilustrasi di atas. Tetapi jangan hanya berhenti sampai di sana. Ingat juga bahwa ada sisi lain dari keselamatan, dan ini sebenarnya juga adalah tanda / bukti bahwa kita telah diselamatkan. Alkitab mengajarkan kita untuk mengerjakan keselamatan.

Filipi 2:12
Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,

Di tempat lain, penulis kitab Ibrani juga menulis bahwa setelah diselamatkan kita diwajibkan untuk mengikuti perlombaan iman.

Ibrani 12:1
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
Ibrani 12:2
Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.

Karena sesungguhnya panggilan kita diselamatkan adalah supaya kita menjadi serupa dengan gambaran anak-Nya.

Roma 8:29
Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

Dan target keselamatan kita adalah menjadi sempurna.

Matius 5:48
Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna

Renungkanlah ayat-ayat di atas, dan pikirkanlah berapa besar usaha yang perlu dilakukan untuk memenuhi target tersebut.
Don't get me wrong here. Hal ini tidak berarti bahwa keselamatan adalah usaha manusia. It's totally a gift from Him and Him alone. And I'm not saying that we have to (or even can) do this with our own strength. Hanya oleh penebusan darah Kristus, perubahan pola pikir karena kebenaran Injil, tuntunan dan pimpinan dari Roh Kudus setiap hari.
Please bear this on your mind, bahwa di balik anugrah keselamatan ada tanggung jawab besar yang harus dikerjakan oleh setiap orang percaya. Jangan terpaku hanya pada hore-hore kita telah diselamatkan, tunjukkan dan buktikan bahwa kita telah diselamatkan. And as we get wiser, I pray that the focus on our christian lives will be more on the proving part rather than the hore-hore part.

"... and my love is for You
and my love is for You
and my love is forever..."