Wednesday, September 19, 2012

Pengganggu Rencana


Terasa kesel ketika kita kerja dan disuruh masuk hari Sabtu untuk lembur (catatan - tidak dibayar alias sukarela alias kerja sosial). Memang sih kalau kita masih idealis, ada rasa loyalitas pada perusahaan, atau setidaknya pada project yang lagi kita handle untuk diselesaikan. Tapi kalau masuk lemburnya tidak berhubungan  langsung untuk selesainya project yang kita kerjain, artinya ga gitu penting tapi tetep disuruh masuk, berasa makin kesel. Belom lagi kalau itu bakal kejadian beberapa Sabtu berturut-turut, udah kebayang deh hilangnya separoh weekend gw. Yang lebih kesel lagi adalah kalau ternyata di hari Sabtu itu kita udah punya rencana. Rasanya bukan cuma kesel tapi marah. Well, itulah yang gw rasakan hari ini..

Dengan masih menyisakan rasa kesel di hati, ketika aku sate tadi aku diingetin. Ada sesuatu yang ingin disampaikan oleh Dia. Dan aku tanya kepada-Nya apa yang ingin disampaikan. Hmm.. kira2 apa ya yang terjadi kalau tiba-tiba Tuhan mengganggu rencana hidup kita? I mean, kita punya rencana untuk hidup kita masing-masing. Ini dan itu. Rencana yang baik dan manusiawi tentunya. Misal, mau promosi, naik gaji, beli rumah, married, punya anak, liburan, dsb. Tapi gimana jika suatu saat Tuhan 'mengganggu' rencana kita? Apa yang jadi reaksi kita? Apakah masih kayak aku tadi yang marah? Apa kita bersedia meninggalkan rencana kita dan berkata "Ya, aku siap Tuhan"?

OMG, ga sopan banget sih aku. Memangnya aku pemilik hidupku sendiri? Kok bisa-bisa nya aku marah ketika pemilik diriku minta aku balik?

Yang lebih dalam lagi adalah, ternyata apapun rencana kita yang tidak sesuai dengan maunya Tuhan itu adalah dosa loh. Karena kita udah meleset dari rancangan Tuhan semula. Tapi sepertinya aku masih belom sampe level ini. Masih perlu terus dibentuk lagi..

Help me God to glorify You in all the places You have put me in.

Wednesday, August 29, 2012

Tujuan Keselamatan


Background saya adalah seorang programmer. Dari sudut pandang seorang programmer, bila saya membandingkan program yang saya buat ketika saya di kuliah dengan sekarang, maka saya dapat melihat perbedaannya, yaitu bahwa program yang saya buat sekarang lebih efektif ketimbang dulu. Setiap statement yang saya tulis memiliki maksud, setiap variable yang saya declare memiliki tujuan tertentu. Dan saya lah sebagai pembuat program yang dapat mengerti keseluruhan (baik secara umum maupun secara detil) maksud dan tujuan dari setiap variable dan setiap statement yang saya tulis.

Demikian juga yang saya dapat tangkap dari hakikat Tuhan. Bahwa setiap apa yang Ia ciptakan, dalam hal ini manusia, memiliki maksud tertentu. Juga setiap situasi dan peristiwa yang dialami oleh setiap manusia memiliki andil dalam tujuan besar yang telah ditetapkan-Nya. Disinilah letak kedalaman hikmat-Nya, dan betapa dangkalnya pengertian manusia.

Bila kita melihat anugrah keselamatan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus, maka adalah tidak logis apabila sesuatu yang sedahsyat itu tidak memiliki maksud dalam hidup manusia. Sesungguhnya adalah bijak apabila manusia merenungkan apa maksud dari anugrah keselamatan yang diberikan kepadanya.

Secara dangkal, kita percaya bahwa anugrah keselamatan akan membawa kita pada hidup kekal. Maksudnya adalah ketika kita meninggal kelak, kita akan masuk sorga. Tetapi apakah hanya itu maksud keselamatan? Apakah ada tujuan dari anugrah keselamatan bagi hidup kita saat ini?

Rom 8:28-29
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

Rom 12:1-2
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Ibr 12:1-3
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.

Dari ketiga ayat di atas, dapat kita ambil beberapa maksud dari anugrah keselamatan yang diberikan bagi manusia dalam hidup kita saat ini.
1. Supaya kita menjadi serupa dengan gambaran anak-Nya.
2. Supaya kita dapat membedakan mana kehendak Allah yang sempurna.
3. Supaya iman kita menjadi sempurna.

Setelah kita mengetahui hal tersebut, maka adalah satu hal bila kita bersyukur akan anugrah keselamatan yang kita terima. Itu adalah hal yang baik dan patut kita lakukan. Tapi jangan lupakan bahwa di balik anugrah keselamatan yang kita terima, terdapat tanggung jawab kita untuk menggenapi maksud Tuhan dalam hidup kita. Dan di situ terletak free will dari manusia itu sendiri, artinya manusia itulah yang memutuskan apakah ia mau mengikut maksud Tuhan untuk dirinya, ataukah ia hanya ingin mengikuti keinginan dirinya.

Bagaimana kita bisa tau apakah ini maksud Tuhan, atau ini mengikuti keinginan diri kita sendiri? Hmm.. bila ada kesempatan mungkin akan dibahas di post lain.

Gunakan free will kita untuk maksud yang benar ya..

Wednesday, March 7, 2012

Feed my sheep


"Apakah engkau mengasihi aku?" tanya Yesus kepada Petrus ketika mereka sedang bicara berdua (Yoh 21:15-19). Petrus menjawabnya, "Benar Tuhan. Engkau tahu bahwa aku mengasihi engkau". Lalu Tuhan berkata "Gembalakanlah domba-dombaku (Feed my sheep)"

Pertanyaan ini diulang sampai tiga kali. Dan hal itu menyakitkan hati Petrus. Ia menjawabnya dengan sedih hati. "Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau". Untuk ketiga kalinya Tuhan Yesus menjawab Petrus "Feed my sheep".

Petrus memiliki reaksi yang berbeda beberapa hari sebelumnya. Ia menjawab dengan penuh emosi "Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!" (Luk 22:33). Tapi saat itu ia belum sepenuhnya mengasihi Tuhan. Ketika Petrus ditanya untuk ketiga kalinya, barulah ia sadar seberapa dalamnya ia mengasihi Tuhan.

Setelah ia menyadari seberapa dalam kasihnya, Tuhan memberikan perintah pada Petrus untuk memberi makan (feed) domba-dombaNya. Ini bukan ajakan. Ini adalah perintah yang diberikan hanya pada orang-orang yang mengasihi Tuhan. Awalnya aku berpikir bahwa maksudnya memberi makan adalah dengan memberi makan Firman. Tetapi ada yang lebih dalam dari itu, memberi makan adalah dengan memberikan diri kepada domba-dombaNya. Menjadi roti yang terpecah dan anggur yang tercurah. Itu adalah panggilan yang tertinggi. Untuk berkorban demi keselamatan orang lain. Demikian juga panggilan kita masing-masing.

Berikut adalah quote dari devotion yang ditulis oleh Oswald Chambers
We each have to find a niche in life, and spiritually we find it when we receive a ministry from the Lord. To do this we must have close fellowship with Jesus and must know Him as more than our personal Savior. And we must be willing to experience the full impact of Acts 9:16 - "I will show him how many things he must suffer for My name's sake"

I pray that I can found out my niche and my ministry from the Lord. And you can found out yours as well. If you have, let's be reminded and be persistent in doing that. Let us keep our persistence in knowing and chasing Him.

Thursday, February 2, 2012

Ku Mengasihi Yesus


Ku Mengasihi Yesus
(Fanny Erastus - Song of Compassion)

Ku Mengasihi Yesus
Bukan hanya dengan kata-kata
Tak cukup kataku, tak cukup nyanyian
Mengungkapkan kasihku Tuhan

Ku Mengasihi Yesus
Dengan milik dan s'genap hidupku
Walaupun ku tau takkan mampu bagiku
Membalas kasih-Mu Tuhan

Tuhanku Engkau Allahku, aku tercipta hanyalah untuk-Mu
Memuji serta menyembah kepada-Mu Raja Mulia

Kusadari ku tak berhak hidup kecuali bagi-Mu Tuhan



My Lord, I came to love this song so much lately. This is a song that reflects my love for you. I really want to be your favourite. I know that I am still very far from your standard. My Lord, take me closer to You.

Many times I'm getting impatient on listening to You, on waiting for You, then I go and do things my own way. It hurted me a lot, and also hurted those around me. I then tried to listen to You in my despair. After some times I stop listening and do my own thing again. Oh Boy.. you are truly impatient.

Father, lead me to the path You want me to walk in. Don't let me walk in an easy path that I might forget you. Don't let me walk in a hard path that I might leave you. Lead me to the path that I can be as close as possible to you every day. That I can have best relationship with you. That I can have new revelation of You and Your truth. That I can live and share your truth to those around me, that they might be changed.

Father, help me so that I can know your voice. You told me that I would recognize your voice. So please, speak to me in the way that I can understand. I need You, more than yesterday.



Saturday, December 10, 2011

Setitik Cahaya Kecil


Setitik cahaya kecil di tengah gelapnya dunia
Menjalani hidup penuh suka dan duka
Melihat kesana kemari adakah cahaya lain
Tersenyum ketika menemukan titik-titik cahaya lain
Hancur karena melihat tidak ada banyak cahaya di dunia

Bertemu guru dan teman-teman cahaya
Bersyukur dan belajar sebisanya
Sungguh lega ketika mengetahui
Sang guru pun mengalami kegelisahan yang sama

Kapankah perjuangan akan berakhir?
Apakah diriku telah berkenan di hadapan Sumber Cahaya Abadi?
Bolehkah menghadap takhta Sang Mahatinggi?
Kenapa tidak banyak yang menyadarai kenyataan hidup ini?

Semua termakan dalam kesia-siaan
Kesibukan hidup membuat waktu semakin cepat berlalu
Sang cahaya pun terhisap dalam kesia-siaan
Menghabiskan hidup dalam kefanaan

Saat anugrah menyadarkannya dalam dahsyatnya kekekalan
Rancangan indah tiada tara sedang menunggunya
Sang cahaya dengan bersemangat menanti
Di dalam indah kebesaran-Nya

Bolehkah cahaya kecil mengetahui rahasia-Mu?
Bukakanlah seluruh potensi besar yang telah Kau tanamkan
Bukankah cahaya kecil akan lebih dapat mewujudkan rencana besar-Mu?
Ijinkanlah diriku tinggal dalam bait-Mu senantiasa

Sumber Cahaya Abadi tersenyum
Cukuplah kasih karuniaku kepadamu
Kembangkanlah seluruh talentamu
Tunjukkanlah terang dimanapun kau berada
Dan janganlah keluar dari hadapanku

Cahaya kecil pun melanjutkan perannya
Hati yang rindu janganlah lekas kau menghilang
Sampai terdengar suara dari atas
Baik sekali perbuatanmu, hai hambaku yang baik dan setia

Friday, November 11, 2011

Teach Me


I came across this beautiful song by True Worshippers. It's called Teach Me, and this is from their third album (A True Celebration). Personally, I think that their earlier albums are better than their recent ones. This song has left a deep impression for me, and I want to share it so this song can be a blessing for you as well. Click here to listen/download the song. Here goes:

Teach Me
(True Worshippers - A True Celebration)

Teach me to worship You
Teach me to adore You
I want to love You
With my whole being

To learn to praise Your name
Each day to do the same
Teach me o Lord the way
To worship You

I want to worship You
I want to adore You
I want to love You
With my whole being

To forsake my sinful way
To look upon Your face
And understand Your grace
O Lord my God



Worship is more than just words that come out from our lips. Worship is more than the ritual that we do on the church service, cell group, or personal quiet time. Even if those words (we feel) come out from our hearts. This kind of worship is just one aspect of worship.

Real worship comes when we are outside the church, cell group, or quiet time. What we think, what we feel, what we say, what our action is the real worship to Him. Our motives (and hidden motives) when we do an action, are they rightful in His eyes? All the things that we do, all the things that we say, all the feelings, motives, and thoughts that are rightful and perfect in His eyes are the real worship. And this act of worship is the one that is pleasing to Him. Having Jesus Christ's attitude (thoughts and feelings - Indonesian translation) - Phil 2:5, knowing what is good, pleasing, and perfect will of God - Rom 12:2, these are the real worship.

And so, being under pressure at work and still having joy instead of grumbling is an act of worship. Living healthily, with the underlying motive that with our health we can live more effectively for the Lord, is an act of worship. Encourage or rebuke a friend with His wisdom instead of just saying things that are going to please him, is an act of worship. When these acts become our lifestyle, people will see our good deeds and will glorify our Father in Heaven (Mat 5:16).

I am far than perfect, and I pray so that You can teach me to have this kind of worship and my life will be pleasing in Your eyes.


Monday, November 7, 2011

Kasih Karunia


Kel 33:12-13
... Namun demikian Engkau berfirman: Aku mengenal namamu dan juga engkau mendapat kasih karunia di hadapan-Ku.
Maka sekarang, jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau, supaya aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu;...

Kita harus berhati-hati agar tidak memaknai kasih karunia dengan sikap hati yang salah. Adalah suatu kebenaran bahwa Yang Mahakuasa telah memberikan kasih karunia bagi orang-orang yang mempercayakan diri kepada-Nya. Musa dengan kasih karunia yang telah diterimanya, memiliki sikap hati yang benar di hadapan Tuhan. Ia meminta agar Tuhan menunjukkan jalan-Nya. Musa meminta agar ia dapat mengenal Tuhan lebih dalam lagi, agar ia tetap mendapat kasih karunia.

Dewasa ini orang menganggap bahwa kasih karunia yang telah mereka dapat tidak dapat hilang. Apabila pengertian tersebut benar, maka Musa tidak perlu mengucapkan kalimat "...supaya aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu...". Tetapi bila Musa mengucapkan kalimat tersebut, berarti ia sadar bahwa kasih karunia yang telah ia miliki merupakan suatu harta berharga, dan sesungguhnya mungkin hilang bila ia tidak menjaganya.

Bangsa Israel baru saja berdosa besar kepada Tuhan. Mereka telah membuat patung lembu dan menyembahnya. Musa pun datang ke hadapan Tuhan dan berdoa syafaat untuk bangsa itu di hadapan Tuhan. Berkali-kali Musa berhasil meredakan kemarahan Tuhan karena kasih karunia ada pada Musa. Tetapi yang dilakukan Musa di akhir doa syafaat merupakan hal yang lebih berani lagi. Di ayat 18, ia meminta agar Tuhan memperlihatkan kemuliaan-Nya.

Kita lihat bagaimana jawaban Tuhan. Ayat 19, Tetapi firman-Nya: "Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu. Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani." Jawaban Tuhan di revisi lagi di ayat 20. Ayat 20, Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup." Ternyata yang diminta Musa di ayat 18 adalah untuk meminta wajah Tuhan, dan sepertinya tidak mungkin bisa lihat. Tapi belum berakhir, karena di ayat 21-23 jawaban Tuhan direvisi lagi. Ayat 21-23, Berfirmanlah TUHAN: "Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas gunung batu; apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat. Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan." Betapa kasih-Nya Tuhan kepada Musa, bahkan Ia merevisi jawaban-Nya dua kali dan akhirnya bersedia memperlihatkan diri-Nya (belakang-Nya) kepada Musa. Musa tau lebih dari siapapun keagungan Tuhan. Musa tau jelas bahwa ia pasti mati bila ia melihat Tuhan. Dalam rasa lapar rohani yang tidak tertahankan, Musa meminta hal yang impossible. Musa mempertaruhkan kasih karunia yang ia punyai agar dapat melihat Tuhan.

Apa yang kita lakukan dengan kasih karunia yang diberikan kepada kita? Apakah kita membiarkannya begitu saja? Apakah kita menggunakannya untuk kesenangan kita sendiri? Ataukah kita menggunakan kasih karunia untuk kesenangan-Nya?