Friday, May 6, 2011

Rahasia Kecerdasan Orang Yahudi


September 5th, 2010 by jo2

Orang-orang yahudi yang tersebar di seluruh dunia terkenal sebagai orang yang pintar dalam segala hal yang mereka tekuni. Mereka tidak 'pintar' dalam hal fisik (sebagai atlet misalnya) tapi mereka pintar dalam hal lainnya. Beberapa menjadi ilmuwan terkenal (seperti Albert Einstein), lainnya menjadi pebisnis (George Soros misalnya), menjadi artis (Barbra Streissand), menjadi politikus dan pribadi-pribadi berpengaruh dalam hal lain.
Eran Kantz secara serius untuk mencari tau apa penyebab orang-orang Yahudi (secara umumnya) lebih 'jenius' dari orang-orang dari bangsa lain di dunia ini. Setelah diteliti secara intensif, inilah yang menjadi beberapa poinnya.
1. Imajinasi
Di saat bangsa-bangsa lainnya menyembah Allah dalam rupa patung atau benda lainnya, bangsa Yahudi merupakan satu-satunya bangsa yang menyembah Allah yang tidak berwujud. Di saat itu penemuan prinsip seperti ini merupakan contoh kejeniusan bangsa ini.
Presiden pertama kita pernah berkata 'Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China' merupakan salah satu contoh prinsip imajinasi. Tentu di zaman ini sudah banyak orang yang dapat dengan mudah belajar ke negeri China, tapi maksud dari perkataan itu adalah gantungkan cita-citamu setinggi langit. Walaupun kedengarannya mustahil, dan walaupun tidak dapat dicapai sekalipun, segala sesuatu akan terasa lebih mudah bila kita telah membuat target yang mustahil.
Contohnya, apabila target realistis kita adalah mempunyai tabungan sebesar 1 juta US Dollar dalam 10 tahun. Sekarang lupakan hal itu dan kita buat target kita menjadi memiliki tabungan 50 juta US Dollar. Apakah langkah-langkah yang akan kita lakukan untuk memperoleh 50 juta US Dollar? Dengan target 50 juta US Dollar, maka memiliki 2-3 juta US Dollar akan terlihat seperti hal yang mudah (walaupun sebenarnya hal itu sudah 2-3 kali nya 1 juta dolar).
2. Prinsip bertahan hidup: Ketidaknyamanan
Bila kita lihat dari sejarah nya, dari jaman Abraham sampai Musa sampai ke pembuangan Babel bahkan sampai ke Perang dunia ke-2, bangsa Yahudi merupakan bangsa yang hidupnya berpindah-pindah dan tidak menetap. Hal ini merupakan salah satu rahasia kejeniusan. Dengan hidup yang 'tidak nyaman' kita dapat selalu siaga. Dengan ketidaknyamanan, kita memiliki skill bertahan hidup.
Ketika diadakan percobaan antara tikus laboratorium (yang dari awal hanya hidup di satu kandang) dengan tikus yang baru ditangkap, terlihat bahwa tikus yang baru ditangkap merupakan tikus yang lebih cerdas dan memiliki bagian otak korteks yang lebih berkembang ketimbang tikus laboratorium.
Banyak orang-orang terkenal yang tidak berasal dari satu tempat. Napoleon Bonaparte tidak dilahirkan di Perancis. Hitler ternyata adalah orang Austria (suatu fakta yang ditutupi oleh pihak Austria). Karl Marx dengan paham Marxisme sama sekali tidak pernah menginjakkan kakinya di Rusia.
Cobalah ide-ide baru, pergilah ke tempat-tempat baru, bukalah wawasan mengenai dunia.
3. Pertanyakan segala sesuatu
Di sinagog tempat anak-anak Yahudi belajar mengikuti seorang rabi, metode pembelajarannya dibuat supaya setiap anak selalu bertanya apapun yang tidak mereka mengerti. Mereka membuang semua asumsi yang ada, dan bertanya bahkan untuk setiap kebenaran dasar yang pada umumnya telah dipercayai. Dengan cara seperti itu, setiap anak dituntut untuk berpikir kritis dan tidak langsung menerima kebenaran yang diberikan oleh sang Rabi. Bahkan dikatakan bahwa seorang Rabi belajar paling banyak pada murid-muridnya. Kitab Talmud milik bangsa Yahudi dibuat dengan prinsip tanya jawab (Q&A).
4. Peniruan yang kreatif
Prinsip hari Sabat dibuat pertama kali oleh bangsa Babilon, dimana setiap hari Sabtu mereka berhenti bekerja dan bersedih. Prinsip ini diambil dan diberi nilai spiritual oleh bangsa Yahudi. Juga prinsip khitan sudah ada sebelum zaman Abraham, tetapi bangsa Yahudi menyempurnakannya dengan memberi ketetapan untuk dikhitan pada hari kedelapan.
Komunitas-komunitas bangsa Yahudi di masing-masing tempat selalu berkomunikasi dengan komunitas Yahudi di tempat lain. Mereka mengambil kebiasaan-kebiasaan baik dari tempat mereka menetap (dengan prinsip 'Pertanyakan segala sesuatu') dan kemudian mereka membuatnya lebih baik.
Merk kosmetik Estee Lauder mengambil contoh dari cara promosi makanan. Mereka yang pertama memulai cara promosi dengan membuat sampel berbentuk botol kecil dari kosmetik yang akan mereka jual. Sekarang merk ini tersebar di seluruh dunia, dan cara promosi ini juga telah ditiru oleh merk kosmetik lain.
5. Cari pribadi yg menjadi sumber inspirasi
Di sinagog tempat anak-anak belajar, seorang Rabi menjadi panutan bagi anak didiknya. Mereka mengikuti sang Rabi 24 jam, dan sang Rabi mengajari anak muridnya segala hal dari A-Z. Yesus Kristus juga menggunakan pola didik seperti ini kepada 12 muridnya. Seorang rabi merupakan sumber inspirasi bagi murid-muridnya. Paulus berkata pada jemaat nya di Korintus dan Filipi : ikutilah teladanku.
Carilah pribadi yang lebih hebat yang menjadi sumber inspirasi, bisa orang yang dikenal, atau orang terkenal lain. Setiap orang memiliki orang-orang tertentu yang dikagumi, dan ini merupakan preferensi masing-masing pribadi. Ikuti pola berpikirnya, cara dia menghadapi masalah, baca seluruh buku-buku yang ditulisnya, dengarkan musik yang dia mainkan (bila pribadi tersebut merupakan pemusik). Ketika kita sedang down, pikirkan apabila kita adalah orang tersebut, apa yang akan dia lakukan. Hal tersebut akan menjadikan kita lebih kuat lagi.
Disadur dari (sebagian) buku
Jerome Becomes A Genius; Mengungkap Rahasia Kecerdasan Orang Yahudi

2 comments:

  1. punya bukunya?boleh saya sewa atau beli???

    ReplyDelete
  2. Pada waktu penulisan bukunya dijual di Toko Buku Grame***, Pak. Entah sekarang masih ada atau tidak.

    ReplyDelete