Friday, May 6, 2011

Secuplik Diskusi di Komsel


February 8th, 2010 by jo2

Untuk yang kemarin gak ikut komsel, g akan coba rekap kronologis dan perkembangan yang terjadi sehubungan dengan komsel kemarin. Mohon maaf bila banyak yang kurang atau salah, mohon koreksi nya dari brothers sekalian.

Jadi kronologisnya kira-kira begini :

Kejadiannya di komsel hari Jumat 5 feb 2010, bermula dari statement yang bro henry cari-cari di laptop nya : bla bla bla (lupa), yang penting adalah kita tau terlebih dulu tujuan kita di dunia ini < kurang lebih kayak gini, tolong dikoreksi yang benernya >

Pembahasan kemudian berlanjut, karena rasa penasaran bagaimana cara kita bisa tau tujuan spesifik hidup kita di dunia?

Alasan g bertanya seperti itu adalah, awalnya g berpikir bahwa setiap orang punya 1 tujuan khusus spesifik dirinya yang harus dikerjakan. Hmm, kalo mau dikasih contohnya : Abraham, Yusuf, Daud, dll. Mereka bertindak dalam hidup sesuai dengan suatu tujuan : pergi dari negeri yg akan ditunjukkan (case Abraham), mimpi jadi penguasa (case Yusuf), perkataan Samuel bahwa akan jadi raja (case Daud). Jadi g berpikir kita pun harus mengetahui tujuan hidup kita dulu (yg spesifik, bukan general).

Maksudnya yg general adalah yang umum yg bisa di apply ke semua orang, contoh nya : menyenangkan hati Tuhan, bersekutu dengan saudara seiman, menyempurnakan karakter, melayani, memberitakan injil ( ini dari purpose-driven life). Ada versi-versi lain tapi kurang lebih intinya sama.

Pertanyaan nya adalah :
Bagaimana cara kita bisa tau tujuan hidup spesifik kita? Apakah jadi karyawan, buka usaha, jadi full timer? Hehehe.. hayo siapa yg mau jadi full timer.
Bagaimana bila kita melakukan sesuatu (walaupun kita lakukan terbaik, sepenuh hati, dsb) tapi sebenarnya bukan tujuan hidup kita? Hidup kita jadi gak maksimal donk..
Bagaimana kalau suatu saat nanti (misal umur 50 tahun) kita baru sadar bahwa kita selama ini sudah salah jalan?

Kira-kira begini pokok kebingungan nya.

Kemudian juga ada masukan karena kalau kita selama ini diskusi di komsel sering bias dan tidak berkesimpulan, sehingga meninggalkan kebingungan (kalau g sih :p) , jadi g coba mulai dengan email ini, supaya ke-record dan bisa dibaca ulang

Pembahasan berikut dari pertanyaan-pertanyaan itu jadi berkembang seperti ini:

- Bahwa sebenarnya kita punya general guidance untuk hidup kita ( bible, analisis SWOT, advise teman seiman) yang dapat kita gunakan sesuai porsi masing-masing.
- Boleh saja kita tanya tujuan spesifik ke Tuhan, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa bisa jadi tujuan spesifik hidup kita tidak akan kita ketahui seumur hidup kita, lalu apakah kalau begitu kita tidak akan pernah melangkah?
- Pendapat bro Rinto, dianalogikan dengan visi dan misi perusahaan. Visi ‘perusahaan’ adalah untuk menyenangkan hati Tuhan. Dan misinya bisa berupa keluarga, pelayanan, pekerjaan. Asalkan seluruh misi kita membawa kita lebih dekat pada visi, maka sesungguhnya semua itu baik untuk dilakukan. Tentunya dalam koridor kita harus selalu mengembangkan kemampuan, tidak berpuas diri / bermalas-malasan, dsb. Jadi tidak ada hal spesifik (misalkan : jadi programmer atau buka usaha, jadi full-timer, dsb) .
- Pendapat bro Henry, bahwa yang terpenting selama hidup kita ini bukan pekerjaan, atau keluarga. Tapi jadi apa kita (karakter), dan apakah yg kita kerjakan berguna bagi orang lain (melayani).
- Pendapat bro Andre, tujuan hidup pria dirangkum dalam prioritas, posisi dan penugasan. Ini juga g ga ngerti. Tolong penjelasan lebih lanjut. Hehehe…
- Sori pasti byk yg kelewat, yg keinget sekarang cuma ini.

Well, setelah direnungkan dan mengumpulkan seluruh pendapat itu, g bisa tarik beberapa kesimpulan seperti ini :
- What we are is more important than what we do.
- Lebih baik melangkah dan salah jalan daripada tidak melangkah sama sekali
- Tetap berpegang pada guidance umum yang kita punya (bible sebagai petunjuk umum, SWOT, advise dari teman yg dapat dipercaya – sebagai pembanding). Of course, tetap libatkan Tuhan melalui doa dalam setiap langkah.
- Percaya akan adanya pemeliharaan Tuhan yang dapat ‘membelokkan’ hidup kita sesuai dengan rencana Dia.
- Artinya : pensil ada di tangan kita, kita tulis dulu apa yang ingin kita lakukan. Lalu kita serahkan penghapus pada Tuhan untuk menghapus hal-hal yang tidak sesuai. Bukan seperti di atas yang terbalik, kita serahkan pensil pada Tuhan untuk ‘kasih tau’ rencana ke kita, lalu kita yang (nanti) menghapusnya kalau tidak sesuai keinginan kita.
- Selalu dekat sama Tuhan (ini yg susah nih, prakteknya). Karena di Maz 25:12 Tuhan menunjukkan jalan pada orang yang dekat sama Dia.

Implikasinya apa nih yang kita lakukan
- Dekat sama Tuhan (doa, sate).
- Melayani Tuhan. Gunakan talenta sesuai SHAPE (Spiritual Gift, Heart, Ability, Personality, Experience) yg Tuhan berikan.
- Lakukan semua yg kita lakukan sebaik mungkin (kol 3:23).
- Kembangkan talenta dan kemampuan. Menabur di hidup orang lain.
- Selain itu, apabila ada pilihan / kesempatan baru, gunakan guidance umum (bible, swot, advise).
- Dengan prinsip pensil-penghapus di atas, berarti kita harus berani melangkah (setelah semua implikasi di atas dilakukan).

Itu dulu sih, tolong tanggapan dan komentar nya. Silakan semua kebingungan dan keraguan kita dikeluarkan. Mudah2an semua kebingungan dan keraguan kita bisa dibahas dan dapat pencerahan..


Update-an dari bro Henry:
Pembahasan dimulai dari email yg gw kirimkan ke pak Andre bbrp minggu yg lalu dan gw bacakan ulang jumat kemarin.
Barusan gw baca buku PUASA YG BERHASIL. Ada 1 kalimat yg kena.
"jika Anda benar2 ingin mjd org kristen yg baik & memenangkan perlombaan rohani, Anda hrs dikendalikan oleh visi mengenai sasaran dan tujuan yg ditetapkan Allah bagi kehidupan Anda, bukan oleh keinginan daging Anda"
"keinginan daging = pikiran, perasaan dan kehendak dari manusia lama yg blm di perbaharui"

No comments:

Post a Comment